class=”size-medium wp-image-1674″ src=”http://trainingsemarang.com/wp-content/uploads/2017/02/training-semarang-jurusan-unissula-1-300×184.png” alt=”training semarang jurusan unissula” width=”300″ height=”184″ />
Lulus SMA/SMK merupakan sebuah pencapaian yang patut untuk dirayakan, namun setelah itu, pemilihan jurusan untuk memasuki jenjang perkuliahan pun mulai menjadi beban bagi para calon mahasiswa.
Bukan rahasia umum lagi dimana banyak mahasiswa yang ternyata salah dalam memilih jurusan. Biasanya itu mulai disadari sejak menginjak semester kedua atau ketiga di dalam perkuliahan. Namun tahukah Anda berapa tingkat persen dari mahasiswa yang salah dalam memilih jurusan di Indonesia? 87 persen!
Ya, dikutip dari Okezone News, ternyata menurut Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF) Irene Guntur, M.Psi., Psi., CGA, mengatakan bahwa, sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan.
Hal ini jelas sangat mempengaruhi tingkat pengangguran di Indonesia, dimana background pendidikan tidak sejalan dengan apa yang menjadi minat dan potensi yang dimiliki. Hal ini pun mengakibatkan beberapa hal, antara lain seperti tidak maksimalnya prestasi di dalam perkuliahan, tidak berkembangnya potensi diri yang dimiliki, dan tidak tersalurnya minat yang sesungguhnya, sehingga mahasiswa tersebut tidak memiliki kepuasan dan dapat menimbulkan stres hingga depresi di dalam dirinya.
Selepas dari perkuliahan pun menjadikannya kebingungan oleh karena background dari pendidikannya yang tidak sejalan dengan tujuan dari hidupnya, dan membuatnya terpaksa memilih antar tetap berkarir di jalur yang tidak memberikannya kepuasan, atau tetap mengejar dan memperjuangkan bidang apa yang menjadi pilihan hatinya dan tempatnya menyalurkan serta mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Namun keadaan dilapangan menunjukkan bahwa ternyata masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui apa yang dirasakanya sebagai potensi di dalam dirinya, dan apa sebenarnya hal yang ia minati, serta bagaimana menjadikan hal yang diminatinya tersebut menjadi sebuah tujuan hidup. Mereka yang seperti ini adalah mereka yang kehilangan arah karir, sehingga membuat mereka mengejar pekerjaan apapun yang bisa memberikan mereka kehidupan, tanpa mempertimbangkan antara kesesuaian aktivitas dari pekerjaan yang di jalani dengan potensi diri yang dimiliki.
Terlepas dari hal itu, peran orang tua sebenarnya tetaplah sangat vital dalam hal ini. Dari survei yang kami lakukan, hampir 70 persen mahasiswa ternyata memilih jurusan oleh karena menuruti apa yang menjadi tuntutan dari orang tuanya. Namun sebenarnya sangat perlu bagi para orang tua untuk tidak memaksakan kehendaknya kepada anak, oleh karena setiap anak memiliki tipe kecerdasan dan tipe kepribadian yang berbeda-beda, yang dimana jikalau apa yang dituntut oleh orang tua kepada anaknya tidak sesuai dengan apa potensi dan minat yang dimiliki anak, maka hal itu akan sangat memberatkan si anak. Hal ini jelas akan membuat karirnya kedepan tidaklah maksimal, dan apa yang diharapkan oleh orang tua dari anak akan tidak seperti yang dibayangkan, dan ujungnya hanya menimbulkan kekecawaan.
Perlu kita ketahui bahwa profesi apapun itu akan memberikan penghasilan dan kepuasan batin yang besar, jika dilakukan dengan maksimal dan sesuai dengan apa yang menjadi potensi, minat, dan tujuan hidup yang kita miliki.
Oleh: Relcky Saragih & Tim TanyaKarir dotcom
sumber : tanyakarir dotcom