Aryanto
Menengok tempat usahanya, layaknya seperti show-room mobil mewah. Ada sekitar 16 mobil ada disana. Ada Mercy S300, Alphard, Fortuner, dan tidak ketinggalan Camry. Semuanya nongkrong dengan gagahnya. Mobil-mobil mewah itu direntalkan!
Aryanto (panggilan akrab Aryantonto) juga menyewakan mobil supermewah seperti Hummer H2,ada juga Hummer H2 Limousine, Ferrari, Bentley Flying Spur, sampai Rolls-Royce Phantom. Ada 68 unit mobil mewah dari berbagai merek yang disiapkan Aryanto. Edaaan…
“Jakarta Limousine” nama usahanya yang berada di seputar Cilandak Jakarta Selatan itu.
Sukses itu penuh perjuangan
Sukses yang diperoleh Aryanto, bukan diperoleh secara tiba-tiba. perjuangan keras telah dilalui. Coba kita tengok ke belakang, bahwa Aryanto, adalah seorang pemuda pejuang yang penuh gejolak, anti kemapanan, dengan kreatifitas yang luar biasa. Aryanto adalah seorang pemimpi besar dan jagoan pengambil resiko. Pada tahun 1991, Aryanto muda berusia 15 tahun. Dia bahkan memilih Berhenti Sekolah, dan jarang pulang ke rumah. Lebih tertarik untuk mengembangkan usaha, Aryanto mulai menjadi loper koran. Padahal, ayahnya bukanlah orang miskin, karena saat itu ayahnya sudah mempunyai perusahaan rental alat berat di Jakarta.
Penghasilan menjadi loper yang serba sedikit itu dilakoninya selama berbulan-bulan, hingga pada suatu hari dia bertemu dengan seorang tukang kredit yang mempercayainya dan memberi pinjaman 300rb rupiah. Uang tersebut digunakannya untuk membeli radio panggil (pager). maklum saat itu belum musin telepon genggam…hehehehe
Strateginya sangat sederhana, Aryanto membuat semacam brosur kecil yang memuat nomor pagernya. Brosur-brosur kecil itu diselipkan pada setiap lipatan koran.
Strategi selip koran itu berhasil. Banyak pelanggan baru yang mulai menjadi bagian dari bisnisnya. Akhirnya Aryanto naik kelas menjadi agen koran dan majalah. Kepiawaiannya dalam menjalin komunikasi pula yang akhirnya dia bisa menjalin kerja sama dengan jasa kurir dan merekrut adiknya untuk membantunya mengantar koran-koran itu.
Sukses menjadi agen koran tak membuat Aryanto puas. Karena masih merasa muda (usianya saat itu 18 tahun), ia pun mencoba mencari kesibukan dan tantangan baru. Ia melamar kerja menjadi satpam disebuah perusahaan penjualan air galon. Dari sinilah dia belajar menyetir mobil. Dia membantu perusahaan untuk mengantar air-air galon itu ke pelanggan, pakai mobil!
Berikutnya, merasa kurang tantangan lagi, Aryanto melamar lagi menjadi supir disebuah perusahaan asing (Jepang). Pengalaman menjadi sopir di perusahaan ini membuatnya mahir pula berbahasa Jepang dan Inggris. Ya, Aryanto terus Belajar!
Berikutnya,Aryanto malah jadi sopir taksi Blue Bird. Dan tahun 1999, dia ditempatkan di Bali. Karena mahir bahasa asing, Aryanto pun bisa menjadi sopir Golden Bird di Bali. Golden Bird adalah anak perusahaan Blue Bird yang melayani taksi mobilmewah/premium.
Di Bali ini, Aryanto banyak berkenalan dengan teman-temannya yang memiliki usaha rental mobil. Dari sana, dia beranikan diri pulang ke Jakarta dan mulai membuka bisnis rental mobil. Modalnya Rp 3 juta, dari uang tabungannya, Aryanto memberanikan diri meminjam Kijang punya kawannya untuk disewa-sewakan.