kisah berikut adalah diskusi antara seorang mahasiswi yang galau, akibat memutuskan jujur dihadapkan pada lingkungan yang kurang tepat.
Melalui email sang mahasiswi bertanya / curhat ?
Assalamu’alaikum, pak saya mau minta masukannya dari bapak , kita merasa iri dengan nilai teman teman kita dikelas mereka yang kuliah hanya main-main ketika ada kuliahun cuma bercanda. memang dunia perkuliahan tidak seperti saat sekolah, tapi ternyata kebalikannya anak anak ujian dengan membawa contekan yang diperkecil dan browsing kita iri mereka dapat nilai sempurna hampir semua matkul lah sedangkan kita yang belajar malah nilainya kurang memuaskan dan sebisa mungkin mengikuti sp. kita kira perkuliahan itu benar benar hasil murni kerja keras kita ternyata nihil. kita tidak iri dengan cara mereka tapi yang membuat kita kurang bisa menerima kita seperti orang yang bodoh dengan nilai yang kurang memuaskan . anak anak yang tidak serius dengan kuliah bisa jadi bisa ngmbil sks yang tinggi lah sedangkan kita hanya ngambil sedikit sks. d kita bingung mesti gimana , kita merasa sudah berusaha tapi malah seperti ini yang.kita sedih dengan hasil yang seperti ini. kita butuh masukan dari bapak. terima kasih wassalam
kamipun mencoba menjawab dengan berbekal keterbatasan pengetahuan dan kebijaksanaan kami, semoga ALLAH meridhoi jawaban kami, mengampuni atas kesombongan dan kesok tahuan kami. aamiin
jawaban : sebutlah namanya silvi
Dear mbak Silvi,
Dalam dunia kuliah banyak mahasiswa yang masih terkecoh akan sebuah fenomena, nilai tinggi dan angka yang tinggi, sehingga tidak sedikit pula mhsw yang melakukan segala cara untuk mendapatkan nilai dan prestasi yang tinggi, mulai dari nyontek, jiplak hingga hal hal lain yang sejenis.
klo saya sich, maklum saja,karena mereka tidak tahu. dan bagi mereka nilai adalah segalanya, bisa jadi bagi lingkungan mereka nilai adalah tolok ukur pinter atau tidak. so, menurut saya, BAGAIMANA DENGAN KITA, itu yang PENTING.
———
perlu mbak SIlvi ketahui dalam dunia kerja / dunia realita / nyata bahwa pinter dan hebatnya orang tidak dilihat dari nilai, tapi dilihat dari BISA atau TIDAK nya. sangat berbeda dengan kampus/sekolah atau dunia pendidikan, dimana NILAI adalah tolok ukurnya.
contoh : AKAN SANGAT MEMALUKAN dan AKAN DIKUCILKAN jika ada seseorang yang mengaku pinter, dengan menunjukkan IP tinggi tapi saat diberi pekerjaan malah GAK BISA
AKAN SANGAT MEMALUKAN jika IP TINGGI tapi ditanya ini ditanya itu jawabannya MAAF TIDAK TAHU.
——
Mbak, paradigma sekarang telah berubah, orang lulusan universitas atau biasa disebut sarjana saat ini bukanlah orang yang wah / hebat seperti saat tahun 1990an, dimana sarjana masih sangat sedikit.
saat ini orang dianggap hebat dilihat dari KARYANYA, PRODUKNYA, LAYANANNYA, ATTITUDE-NYA, dilihat dari PORTOFOLIOnya, sebanyak apa yang di mampu dan bisa, dan seberapa banyak yang di BISA DI ANDALKAN.
Indonesia telah terkagum kagum dengan dengan Sosok Bu Mentri SUSI yang berijasah SMP / Drop Out SMA saat ini sebagai Pengusaha Penerbangan Perintis SusiAir dan Perusahaan Perikanan (exportir lobster dll) juga menjabat sebagai menteri di kabinet Jokowi. #padahal ijasah nya smp lho.
beberapa waktu yang lalu kita para pengusaha Indonesia kehilangan sosok mahaguru entrepreneur indonesia, BOB SADINO. yang beliau mengaku orang “GLOBLOK” yang mampu membayar mahal gaji seorang DOKTOR yang PINTER untuk bekerja sebagai KACUNGnya. # baca buku beliau atau artikel artikel beliau, pasti dalam kalimat itu bnyak bgt. ttg GOBLOK Juragannya Para PINTER.
saya sendiri pernah diskusi langsung dengan beliau 6 mata, Pak BOB, saya dan sahabat saya ( kami bertiga ) diskusi di KemChick (Supermarket beliau) saat itu saya sedang menempuh S2, beliau bilang, kalian kuliah ????? kami jawab, Ya pak S2. beliau menjawab, keluar saja, kuliah tambah banyak hanya membuat kalian TAMBAH GOBLOK.
nah diskusi itu panjang bgt hingga 2 jam kami ngobrol. yang intinya adalah, kesalahan terbesar dalam kuliah adalah mereka semua kebanyakan mengejar nilai semata, sehingga lupa mengapa mereka harus kuliah (#harusnya kuliah untuk menambah apa yang mereka bisa bukan menambah Nilai dan kertas semata)
ini pendapat saya, tentu ALLAH lah yang maha tahu, Wallahu a’lam. Semoga Allah Memahamkan kita semua
————-kesimpulan untuk semua ini.
Mbak Silvi fokus sama yang positif saja, kerja impian mbak silvi, pelajari apa yang perlu dipelajari, kuasai apa yang harus dikuasai dan ikuti pelatihan, seminar dan diskusi duskusi yang mendukung tercapainya impian mbak Silvi.
terkait teman yang aneh aneh tadi, LUPAKAN, pilih temen yang positif, pilih teman yang membuat mbak silvi tambah hebat. pilih temen yang mengantar mbak silvi ke surga, baik surga akhirat maupun surga dunia.
semoga Allah memudahkan dan membarokahi kita semua. aamiin
_———–
ini opinis pribadi saya,
jika ada saran, kritik dan masukan
email ke dutriabayu@gmail.com
terimakasih
dipubpikasikan